Selasa, 11 Maret 2014

MENGEMBANGKAN POTENSI BERBASIS WISATA

Posted By: Unknown - 23.55
WARKOP BEKASI - Indonesia memiliki potensi besar dalam mengembangkan pariwisata dan produk-produk kreatif, potensi besar ini sangat beralasan karena bangsa ini memiliki kekayaan alam dan budaya yang menurut data World Economic Forum berada pada peringkat 39 dari 139 negara.

Indonesia tercatat memiliki 300 suku dan etnis, 27 persen dari 237 juta penduduknya berusia produktif serta memiliki 17.100 pulau. Potensi yang cukup besar ini harusnya mampu memberikan sumbangan yang cukup signifikan pada Product Domestic Bruto (PDB).

Sebagai bahan kajian sementara, data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional pada tahun 2008 adalah 3,09 Persen meningkat menjadi 3,25 persen pada tahun 2009.

Berubahnya Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata menjadi Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menjanjikan harapan baru bagi tumbuhnya pariwisata di satu sisi dengan produk-produk kreatif di sisi lain.

Belum adanya pedoman-pedoman baku terhadap sektor-sektor ekonomi kreatif menjadikan kementrian ini belum bisa memaksimalkan potensinya.

Sejak digabungnya pariwisata dan ekonomi kreatif memang secara nyata di lapangan belum ada upaya yang terpadu untuk membuat keduanya saling mendukung sehingga mampu menciptakan multipler effect bagi tumbuhnya sektor pariwisata dan produk kreatif.

Keterpaduan Program
Saat ini objek wisata yang ada di Indonesia masih sangat jarang yang didesign agar sektor pariwisata dan ekonomi kreatif bisa maju bersama-sama dan tumbuh saling mendukungDari sudut pandang manajemen pengelolaan, objek wisata berdiri sendiri dengan orang-orang yang menjual produk kreatif seperti cinderamata dan produk khas daerah setempat. Mengambil contoh objek wisata Pegunungan dan Pemandian Air Panas di Baturaden, Banyumas.

Dari sisi pengelolaan manajemen pariwisata dikelola oleh pemerintah daerah namun dari sisi pengelolaan produk ekonomi kreatif seperti penjualan cinderamata dilakukan oleh masyarakat setempat. Kelemahan utamanya adalah bahwa mereka yang jualan di objek wisata tersebut tidak diberikan tempat khusus oleh pengelola objek wisata tersebut.

Fenomena semacam ini juga terjadi di objek wisata lain, seperti Grand Canyon di Ciamis, Goa Lawa di Purbalingga, Pantai Petanahan di Kebumen dan hampir semua objek wisata berjalan seperti ini. Untuk memajukan pariwisata dan produk kreatif secara bersamaan perlu upaya untuk memadukan program pariwisata dan ekonomi kreatif menjadi satu paket.

Artinya objek wisata harus bekerjasama dengan orang-orang yang terlibat dalam penjualan cinderamata di objek wisata tersebut. Bahkan bukan hanya itu, harus diupayakan bahwa cindaramata yang diperjual belikan di objek wisata tersebut harus ikut mendongkrak meningkatnya kunjungan wisatawan pada objek tersebut.

Bicara tentang pariwisata tidak terlepas dari budaya secara umum termasuk adat istiadat dan juga produk khas daerah. Oleh karenanya penjual cinderamata dan produk khas daerah pada salah satu objek wisata harusnya ikut menjual identitas objek wisata atau budaya daerah setempat.

Sangat penting pengaruhnya untuk memperhatikan para penjual produk-produk kreatif pada objek wisata tertentu mendapatkan pelatihan bagaimana cara menjual yang baik bahkan jika penjual pun hendaknya menonjolkan budaya setempat dengan penguasaan logat daerah yang mumpuni jika perlu menggunakan seragam objek wisata setempat atau pakaian khas daerah setempat

Share

& Comment

0 komentar:

Posting Komentar

Download It from Here

Blogger Templates Designed by: Templatezy