Warkop Bekasi- Untuk meraih simpati rakyat di pemilu 2014, Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) ubah sebutan calon legislatif menjadi calon wakil rakyat (cawara). Dengan alasan, sebutan itu lebih dekat dan mengena di hati rakyat.
“Ini merupakan upaya agar Partai Hanura selalu ingat bahwa dirinya adalah calon wakil rakyat yang bersedia dipilih untuk menjadi Wakil Rakyat (Wara) di lembaga Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)," kata Ketua DPC Partai Hanura Kota Depok, Syamsul Marasabessy, Rabu (22/2/2014).
Dirinya mengungkapkan, dari aspek sosial dan politik, Partai Hanura Kota Depok memandang istilah caleg harus segera diubah karena sudah memiliki stigma negatif dikalangan rakyat. Istilah caleg berkonotasi elitis, arogan dan korup.
"Sebagai partai yang mengusung Hati Nurani Rakyat, Partai Hanura tidak ingin seluruh kadernya yang maju menjadi calon anggota DPRD menjadi sosok yang elitis, arogan dan korup. Karena itu, sebagai spirit perubahan moral dan mental para calon wakil rakyat, Partai Hanura Kota Depok menetapkan perubahan istilah caleg menjadi cawara,” paparnya.
Sementara itu, Sekertaris DPC Hanura Kota Depok Yoyo Effendi mengatakan, dari aspek yuridis formil, istilah Calon Legislatif (Caleg) tidak dikenal dalam ketentuan peraturan perundang-undangan baik dalam konstitusi (UUD 1945) maupun undang-undang. Karena itu, mengubah sebutan caleg menjadi Cawara tidak beresiko hukum.
“Istilah caleg tidak memiliki hubungan hukum dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku bahkan tidak sinkron dengan bunyi maupun maksud dari ketentuan peraturan perundang-undangan,” ungkapnya.
"Sebagai partai yang mengusung Hati Nurani Rakyat, Partai Hanura tidak ingin seluruh kadernya yang maju menjadi calon anggota DPRD menjadi sosok yang elitis, arogan dan korup. Karena itu, sebagai spirit perubahan moral dan mental para calon wakil rakyat, Partai Hanura Kota Depok menetapkan perubahan istilah caleg menjadi cawara,” paparnya.
Sementara itu, Sekertaris DPC Hanura Kota Depok Yoyo Effendi mengatakan, dari aspek yuridis formil, istilah Calon Legislatif (Caleg) tidak dikenal dalam ketentuan peraturan perundang-undangan baik dalam konstitusi (UUD 1945) maupun undang-undang. Karena itu, mengubah sebutan caleg menjadi Cawara tidak beresiko hukum.
“Istilah caleg tidak memiliki hubungan hukum dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku bahkan tidak sinkron dengan bunyi maupun maksud dari ketentuan peraturan perundang-undangan,” ungkapnya.
Kebijakan Partai Hanura Kota Depok mengubah sebutan caleg menjadi cawara dilakukan serius, dan akan disosialisasikan secara nasional. Salah satu cara yang ditempuh dengan membuat lagu cawara. Lagu ini rencananya akan dibuat dalam bentuk RBT dan album produksi DPC Hanura Kota Depok.
“Rencananya akan dibuat ring back tone. Semoga saya terlaksana dengan baik,” pungkasnya.
“Rencananya akan dibuat ring back tone. Semoga saya terlaksana dengan baik,” pungkasnya.
0 komentar:
Posting Komentar